Text
POTENSI ANTIOKSIDAN PRODUK FERMENTASI DAUN KELOR (Moringa oleifera L.) OLEH Lactobacillus acidophilus ATCC 4356 TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID PADA MENCIT
Proses fermentasi oleh Lactobacillus acidophilus ATCC 4356 dapat
meningkatkan jumlah senyawa metabolit sekunder dalam daun kelor sehingga
potensi antioksidan akan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
potensi antioksidan dengan parameter kadar MDA dari plasma mencit.
Sebelum dilakukan pengujian potensi antioksidan, dilakukan skrining
fitokimia, uji organoleptik, pengukuran pH, asam total, glukosa total, protein
total, dan fenol total terhadap produk fermentasi daun kelor. Pada penelitian
ini mencit dibagi menjadi 8 kelompok yaitu kelompok kontrol positif,
kelompok kontrol negatif, kelompok normal, kelompok nonfermentasi (dosis
420 mg/kgBB), kelompok fermentasi daun kelor (dosis 210 mg/kgBB, 420
mg/kgBB, dosis 840 mg/kgBB), dan kelompok fermentasi daun kelor dengan
penambahan glukosa (dosis 420 mg/kgBB). Hasil skrining fitokimia produk
fermentasi daun kelor (Moringa oleifera L.) oleh Lactobacillus acidophilus
ATCC 4356 mengandung flavonoid, tanin katekuat, triterpenoid, minyak atsiri,
saponin, dan senyawa fenolik. Hasil organoleptik produk fermentasi daun kelor
berwarna bening kecoklatan, berbau khas kelor dan asam, dan memiliki rasa
asam segar. Hasil pengujian pada produk fermentasi daun kelor terjadi
penurunan pH, peningkatan asam total, penurunan glukosa total, peningkatan
protein total, dan peningkatan fenol total. Hasil kadar MDA dari 8 kelompok
dianalisis melalui uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann
Whitney. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kelompok fermentasi daun
kelor dan kelompok fermentasi daun kelor dengan penambahan glukosa
memiliki perbedaan signifikan dengan kelompok nonfermentasi. Kesimpulan
yang didapatkan dari penelitian ini ialah proses fermentasi dapat meningkatkan
potensi antioksidan dari daun kelorProses fermentasi oleh Lactobacillus acidophilus ATCC 4356 dapat
meningkatkan jumlah senyawa metabolit sekunder dalam daun kelor sehingga
potensi antioksidan akan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
potensi antioksidan dengan parameter kadar MDA dari plasma mencit.
Sebelum dilakukan pengujian potensi antioksidan, dilakukan skrining
fitokimia, uji organoleptik, pengukuran pH, asam total, glukosa total, protein
total, dan fenol total terhadap produk fermentasi daun kelor. Pada penelitian
ini mencit dibagi menjadi 8 kelompok yaitu kelompok kontrol positif,
kelompok kontrol negatif, kelompok normal, kelompok nonfermentasi (dosis
420 mg/kgBB), kelompok fermentasi daun kelor (dosis 210 mg/kgBB, 420
mg/kgBB, dosis 840 mg/kgBB), dan kelompok fermentasi daun kelor dengan
penambahan glukosa (dosis 420 mg/kgBB). Hasil skrining fitokimia produk
fermentasi daun kelor (Moringa oleifera L.) oleh Lactobacillus acidophilus
ATCC 4356 mengandung flavonoid, tanin katekuat, triterpenoid, minyak atsiri,
saponin, dan senyawa fenolik. Hasil organoleptik produk fermentasi daun kelor
berwarna bening kecoklatan, berbau khas kelor dan asam, dan memiliki rasa
asam segar. Hasil pengujian pada produk fermentasi daun kelor terjadi
penurunan pH, peningkatan asam total, penurunan glukosa total, peningkatan
protein total, dan peningkatan fenol total. Hasil kadar MDA dari 8 kelompok
dianalisis melalui uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann
Whitney. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kelompok fermentasi daun
kelor dan kelompok fermentasi daun kelor dengan penambahan glukosa
memiliki perbedaan signifikan dengan kelompok nonfermentasi. Kesimpulan
yang didapatkan dari penelitian ini ialah proses fermentasi dapat meningkatkan
potensi antioksidan dari daun kelorProses fermentasi oleh Lactobacillus acidophilus ATCC 4356 dapat
meningkatkan jumlah senyawa metabolit sekunder dalam daun kelor sehingga
potensi antioksidan akan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
potensi antioksidan dengan parameter kadar MDA dari plasma mencit.
Sebelum dilakukan pengujian potensi antioksidan, dilakukan skrining
fitokimia, uji organoleptik, pengukuran pH, asam total, glukosa total, protein
total, dan fenol total terhadap produk fermentasi daun kelor. Pada penelitian
ini mencit dibagi menjadi 8 kelompok yaitu kelompok kontrol positif,
kelompok kontrol negatif, kelompok normal, kelompok nonfermentasi (dosis
420 mg/kgBB), kelompok fermentasi daun kelor (dosis 210 mg/kgBB, 420
mg/kgBB, dosis 840 mg/kgBB), dan kelompok fermentasi daun kelor dengan
penambahan glukosa (dosis 420 mg/kgBB). Hasil skrining fitokimia produk
fermentasi daun kelor (Moringa oleifera L.) oleh Lactobacillus acidophilus
ATCC 4356 mengandung flavonoid, tanin katekuat, triterpenoid, minyak atsiri,
saponin, dan senyawa fenolik. Hasil organoleptik produk fermentasi daun kelor
berwarna bening kecoklatan, berbau khas kelor dan asam, dan memiliki rasa
asam segar. Hasil pengujian pada produk fermentasi daun kelor terjadi
penurunan pH, peningkatan asam total, penurunan glukosa total, peningkatan
protein total, dan peningkatan fenol total. Hasil kadar MDA dari 8 kelompok
dianalisis melalui uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann
Whitney. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kelompok fermentasi daun
kelor dan kelompok fermentasi daun kelor dengan penambahan glukosa
memiliki perbedaan signifikan dengan kelompok nonfermentasi. Kesimpulan
yang didapatkan dari penelitian ini ialah proses fermentasi dapat meningkatkan
potensi antioksidan dari daun kelorProses fermentasi oleh Lactobacillus acidophilus ATCC 4356 dapat
meningkatkan jumlah senyawa metabolit sekunder dalam daun kelor sehingga
potensi antioksidan akan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
potensi antioksidan dengan parameter kadar MDA dari plasma mencit.
Sebelum dilakukan pengujian potensi antioksidan, dilakukan skrining
fitokimia, uji organoleptik, pengukuran pH, asam total, glukosa total, protein
total, dan fenol total terhadap produk fermentasi daun kelor. Pada penelitian
ini mencit dibagi menjadi 8 kelompok yaitu kelompok kontrol positif,
kelompok kontrol negatif, kelompok normal, kelompok nonfermentasi (dosis
420 mg/kgBB), kelompok fermentasi daun kelor (dosis 210 mg/kgBB, 420
mg/kgBB, dosis 840 mg/kgBB), dan kelompok fermentasi daun kelor dengan
penambahan glukosa (dosis 420 mg/kgBB). Hasil skrining fitokimia produk
fermentasi daun kelor (Moringa oleifera L.) oleh Lactobacillus acidophilus
ATCC 4356 mengandung flavonoid, tanin katekuat, triterpenoid, minyak atsiri,
saponin, dan senyawa fenolik. Hasil organoleptik produk fermentasi daun kelor
berwarna bening kecoklatan, berbau khas kelor dan asam, dan memiliki rasa
asam segar. Hasil pengujian pada produk fermentasi daun kelor terjadi
penurunan pH, peningkatan asam total, penurunan glukosa total, peningkatan
protein total, dan peningkatan fenol total. Hasil kadar MDA dari 8 kelompok
dianalisis melalui uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann
Whitney. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kelompok fermentasi daun
kelor dan kelompok fermentasi daun kelor dengan penambahan glukosa
memiliki perbedaan signifikan dengan kelompok nonfermentasi. Kesimpulan
yang didapatkan dari penelitian ini ialah proses fermentasi dapat meningkatkan
potensi antioksidan dari daun kelorProses fermentasi oleh Lactobacillus acidophilus ATCC 4356 dapat
meningkatkan jumlah senyawa metabolit sekunder dalam daun kelor sehingga
potensi antioksidan akan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
potensi antioksidan dengan parameter kadar MDA dari plasma mencit.
Sebelum dilakukan pengujian potensi antioksidan, dilakukan skrining
fitokimia, uji organoleptik, pengukuran pH, asam total, glukosa total, protein
total, dan fenol total terhadap produk fermentasi daun kelor. Pada penelitian
ini mencit dibagi menjadi 8 kelompok yaitu kelompok kontrol positif,
kelompok kontrol negatif, kelompok normal, kelompok nonfermentasi (dosis
420 mg/kgBB), kelompok fermentasi daun kelor (dosis 210 mg/kgBB, 420
mg/kgBB, dosis 840 mg/kgBB), dan kelompok fermentasi daun kelor dengan
penambahan glukosa (dosis 420 mg/kgBB). Hasil skrining fitokimia produk
fermentasi daun kelor (Moringa oleifera L.) oleh Lactobacillus acidophilus
ATCC 4356 mengandung flavonoid, tanin katekuat, triterpenoid, minyak atsiri,
saponin, dan senyawa fenolik. Hasil organoleptik produk fermentasi daun kelor
berwarna bening kecoklatan, berbau khas kelor dan asam, dan memiliki rasa
asam segar. Hasil pengujian pada produk fermentasi daun kelor terjadi
penurunan pH, peningkatan asam total, penurunan glukosa total, peningkatan
protein total, dan peningkatan fenol total. Hasil kadar MDA dari 8 kelompok
dianalisis melalui uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann
Whitney. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kelompok fermentasi daun
kelor dan kelompok fermentasi daun kelor dengan penambahan glukosa
memiliki perbedaan signifikan dengan kelompok nonfermentasi. Kesimpulan
yang didapatkan dari penelitian ini ialah proses fermentasi dapat meningkatkan
potensi antioksidan dari daun kelor
Tidak tersedia versi lain