Text
ANALISIS POTENSI INTERAKSI OBAT GANGGUAN LAMBUNG YANG DIRESEPKAN PADA PASIEN KLINIK DR STEFAND BEKASI
Klinik dr Stefand terdapat 15% pasien gangguan lambung dengan komorbid
balik lagi berobat dalam waktu dekat, karena pengobatan tidak tuntas. Klinik dr
Stefand terdapat 10% pasien gangguan lambung dengan komorbid sudah berobat
di fasilitas kesehatan lainnya dan berobat lagi di klinik dr Stefand, karena
pengobatan tidak tuntas. Pengobatan tidak tuntas mengakibatkan penambahan
jumlah obat menjadi ≥5 obat (polifarmasi) dan berpotensi terjadinya interaksi
obat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif non-eksperimental
menggunakan metode simple random sampling dengan teknik pengambilan data
secara retrospektif. Data dianalisis menggunakan database www.drugs.com dan
go.drugbank.com. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penelusuran
366 rekam medik pasien gangguan lambung beserta komorbid periode JanuariDesember 2021. Hasil penelitian yang dilakukan ditemukan terdapat 361
kejadian potensi interaksi obat dari 366 sampel. Obat gangguan lambung paling
banyak digunakan adalah golongan penghambat pompa proton (74,46%), yaitu :
Omeprazol (44,72%) dan Lansoprazol (29,74%). Obat tunggal (77,05%)
gangguan lambung lebih banyak daripada kombinasi obat (22,95%) gangguan
lambung. Interaksi obat terbanyak antara Omeprazol dengan Sianokobalamin
9,57% dengan tingkat keparahan minor dan mekanisme farmakokinetik pada fase
absorbsi. Ditinjau dari tingkat keparahan, ditemukan minor 54,15%, moderate
42,66%, dan major 3,19%. Mekanisme interaksi obat terbanyak adalah
farmakokinetik sebesar 92,72% dengan fase absorbsi 27,96%, fase Metabolisme
66,25%, dan fase Ekskresi 5,79%. Terdapat hubungan bermakna antara jumlah
obat yang diresepkan dengan jumlah potensi interaksi obat (r : 0,571; p value
0,000). Terdapat hubungan bermakna antara jumlah komorbid dengan jumlah
terjadinya potensi interaksi obat (r : 0,767; P Value 0,000).
Tidak tersedia versi lain