Text
UJI AKTIVITAS HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK KERING TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP SEL HEPG2 YANG DIINDUKSIKAN PARASETAMOL DENGAN PARAMETER ALT, AST, DAN MDA
(A) PUTRI MAHARANI (2018210084)
(B) UJI AKTIVITAS HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK KERING
TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TERHADAP SEL HEPG2
YANG DIINDUKSIKAN PARASETAMOL DENGAN PARAMETER ALT,
AST, DAN MDA
(C) xv + 125 halaman; 18 tabel; 16 gambar; 37 lampiran
(D) Kata kunci: Curcuma xanthorrhiza Roxb., hepatoprotektor, sel HepG2, ALT,
AST, MDA
(E) Gangguan fungsi hati menjadi masalah kesehatan di negara maju maupun di
negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak kering
temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) memiliki aktivitas hepatoprotektor
pada sel HepG2 yang diinduksi parasetamol dan mengetahui persyaratan mutu
berdasarkan Farmakope Herbal Indonesia dan Perka BPOM No.32 Tahun 2019
tentang persyaratan keamanan dan mutu obat tradisional. Pada penelitian ini
dilakukan uji sitotoksisitas menggunakan metode MTS assay dengan variasi
konsentrasi ekstrak kering temulawak yaitu 250; 125; 62,5; 31,25; 15,63; 7,81;
3,91 µg/mL, untuk memperoleh konsentrasi ekstrak yang tidak toksik.
Berdasarkan uji sitotoksik diperoleh tiga konsentrasi yaitu konsentrasi 5, 25, dan
125 µg/mL. Sel HepG2 yang diinduksi parasetamol sebagai model hepatotoksik
dapat diukur dengan parameter ALT, AST, dan MDA. Peningkatan nilai parameter
menandakan terjadinya kerusakan pada hati. Konsentrasi ekstrak kering
temulawak dengan konsentrasi 125 µg/mL menurunkan secara signifikan aktivitas
spesifik ALT dengan hasil 0,78 U/mgprotein. Konsentrasi ekstrak kering
temulawak dengan konsentrasi 5 µg/mL menurunkan secara tidak signifikan
aktivitas spesifik AST dengan hasil 110,85 U/mgprotein. Konsentrasi ekstrak
kering temulawak dengan konsentrasi 125 g/mL menurunkan secara signifikan
kadar MDA dengan hasil 566,95 ng/mL. Ketiga konsentrasi ekstrak kering
termulawak memiliki potensi menurunkan parameter ALT, AST, dan MDA pada
sel HepG2 yang diinduksikan parasetamol. Parameter mutu ekstrak kering
temulawak memenuhi persyaratan berdasarkan Farmakope Herbal Indonesia dan
Perka BPOM No.32 Tahun 2019, sedangkan penetapan kadar molekul marker
kurkumin tidak memenuhi persyaratan berdasarkan Farmakope Herbal Indonesia.
(F) Daftar rujukan: 59 rujukan (2000-2021)
(G) Prof. Dr. apt. Dian Ratih L, M.Biomed.; Dr. Wahyu Widowati, M.Si
(H) 2022
Tidak tersedia versi lain