Text
PERBANDINGAN EKSPRESI COX-2 SEL HEPG2 YANG DIINDUKSI PARASETAMOL PADA EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH, KENCUR, KUNYIT, LENGKUAS DAN TEMULAWAK DENGAN METODE ELISA
(A) RODHI HANA SAKINAH
(B) PERBANDINGAN EKSPRESI COX-2 SEL HEPG2 YANG DIINDUKSI
PARASETAMOL PADA EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH,
KENCUR, KUNYIT, LENGKUAS DAN TEMULAWAK DENGAN
METODE ELISA
(C) Xii + 130 halaman; 14 tabel; 22 gambar; 19 lampiran
(D) Kata kunci : Hepatoprotektor, COX-2, HepG2, ELISA
(E) Organ hati memiliki fungsi dalam mendetoksifikasi senyawa kimia toksik,
tingginya konsentrasi zat tersebut dapat memicu efek hepatotoksik. Emponempon seperti jahe merah, kencur, kunyit, lengkuas dan temulawak berperan sebagai hepatoprotektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas hepatoprotektor dari kelima ekstrak kering yakni ekstrak kering jahe merah, kencur, kunyit, lengkuas dan temulawak melalui pengukuran ekspresi COX2 sel HepG2. Kultur sel merupakan tahap awal sebelum pengujian
sitotoksisitas dan hepatoprotektor. Uji sitotoksisitas untuk mengetahui
konsentrasi kelima ekstrak yang aman terhadap sel HepG2 dilakukan dengan
metode MTS. Uji hepatoprotektor dilakukan pada konsentrasi kelima ekstrak
berdasarkan hasil uji sitotoksisitas sebesar 5, 25 dan 125 μg/mL serta induksi
parasetamol 40 mM. Pengujian analisis kuantitatif molekul marker kelima
ekstrak juga dilakukan sebagai data pendukung fitokimia. Hasil uji
hepatoprotektor didapat berdasarkan penurunan ekspresi COX-2 yang
signifikan terhadap kontrol induksi parasetamol adalah ekstrak kering jahe
merah konsentrasi 25 μg/mL (28,88 ng/mg protein), ekstrak kering kencur
konsentrasi 125 μg/mL (45,31 ng/mg protein), ekstrak kering kunyit
konsentrasi 25 μg/mL (44,94 ng/mg protein), ekstrak kering lengkuas
konsentrasi 125 μg/mL (45,94 ng/mg protein) dan ekstrak kering temulawak
konsentrasi 125 μg/mL (28,82 ng/mg protein). Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan, kelima ekstrak memiliki perbedaan penurunan ekspresi
COX-2 pada sel HepG2 dengan aktivitas hepatoprotektor paling baik adalah
ekstrak kering temulawak konsentrasi 125 μg/mL serta besar kadar molekul
marker yakni gingerol pada ekstrak jahe merah sebesar 1,19 ± 0,007%, EPMS
ekstrak kencur sebesar 1,34% ± 0,25%, kurkumin ekstrak kunyit sebesar 1,44
± 0.007%, fenolik total ekstrak lengkuas sebesar 0,06 ± 0,00%, kurkumin
ekstrak temulawak sebesar 0,95 ± 0,75%.
(F) Daftar rujukan: 96 buah (1999-2021)
(G) Prof. Dr. apt. Dian Ratih Laksmitawati, M.Biomed. dan apt. Diah Kartika
Pratami, S.Si, M.Farm.
(H) 2022
Tidak tersedia versi lain