Text
FORMULASI KRIM FITOSOM EKSTRAK ANGGUR LAUT (Caulerpa racemosa) DAN UJI PENETRASI DENGAN DIFUSI FRANZ
Anggur Laut (Caulerpa racemosa) merupakan biota laut yang memiliki potensi
cukup baik di bidang farmasi khususnya sediaan kosmetika, namun banyak
masyarakat indonesia yang belum tahu akan potensi tersebut dan hanya menjadikan
anggur laut sebagai sumber pangan. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah
mendapatkan krim yang terbuat dari ekstrak anggur laut dan di formulasikan dalam
bentuk nanovesikel fitosom yang dapat memenuhi mutu fisik maupun kimia.
Metode yang digunakan untuk mengekstraksi anggur laut pada penelitian ini adalah
maserasi, sedangkan metode yang digunakan pada pembuatan nanovesikel jenis
fitosom adalah hidrasi lapis tipis. Fitosom diformulasikan dengan varian konsentrasi
dari fosfolipid dan dikloromethan. Perbandingan fosfolipid dan dikloromethan yang
digunakan yaitu 3,75:75% (F1); 5,25:75% (F2); dan 7,5:75% (F3), sementara
konsentrasi anggur laut yang digunakan, yaitu 3% (F1); 6% (F2); 9% (F3). Fitosom
kemudian dikarakterisasi meliputi distribusi ukuran partikel, indeks polidispersitas,
zeta potensial, efisiensi penjerapan, dan morfologi bentuk vesikel dengan TEM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa F1 merupakan formula terbaik karena
memiliki bentuk sferis, ukuran partikel 374,03 nm, indeks polidispersitas 0,636, zeta
potensial -49,5, dan efisiensi penjerapan 99,98%. Selanjutnya fitosom diformulasi
menjadi sediaan krim dan dilakukan uji evaluasi sediaan krim. Krim fitosom
memiliki hasil krim yang homogen, berwarna putih dan tidak berbau. Krim non
fitosom memiliki hasil krim yang homogen, berwarna putih dengan dan tidak
berbau. Viskositas krim fitosom sebesar 30414 cps dan 31342 cps untuk krim non
fitosom dengan pH krim fitosom 5,20 dan pH krim non fitosom 6,18. Kesimpulan
dari penelitian ini yaitu ekstrak anggur laut dapat dibuat menjadi fitosom serta krim
fitosom memenuhi karakteristik.
Tidak tersedia versi lain