Text
EFEK HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK ETANOL DAUN FALOAK (Sterculia quadrifida R.Br) PADA TIKUS YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA DENGAN PARAMETER SGOT-SGPT DAN HISTOPATOLOGI HATI
(A) TATI HARYATI KALAKE (2019212168)
(B) EFEK HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK ETANOL DAUN FALOAK (Sterculia
quadrifida R.Br) PADA TIKUS YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA
DENGAN PARAMETER SGOT-SGPT DAN HISTOPATOLOGI HATI
(C) xvi + 54 halaman; 8 gambar; 9 tabel; 20 lampiran
(D) Kata kunci : Serum Glutamat Piruvat Transminase (SGPT), Serum Oxaloacetic
Transminase (SGOT), Daun faloak (Sterculia quadrifida R.Br) histopatologi hati,
karbon tetra klorida.
Tanaman faloak (Sterculia quadrifida R.Br) merupakan tanaman khas Nusa
Tenggara Timur (NTT) yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat
alternatif untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti tifus, gastritis dan
hepatitis. Metabolit sekunder tanaman faloak berupa senyawa fenolik dan flavonoid
yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang dapat berperan dalam pencegahan
dan terapi berbagai penyakit termasuk kerusakan hepar. Penelitian ini bertujuan
mengetahui efek hepatoprotektor dan dosis efektif ekstrak etanol daun faloak pada
tikus dengan parameter SGPT-SGOT serta gambaran histopatologi hati. Dalam
penelitian ini menggunakan 6 kelompok tikus putih jantan galur Sprague dawley
dengan perlakuan kelompok normal, kelompok negatif (Na-CMC 0,5 %), kelompok
positif (kurkumin 200 mg/kg BB) dan 3 kelompok perlakuan dosis (100 mg, 200
mg, 400 mg) /200g BB. Sediaan uji diberikan secara oral selama 14 hari dan CCl4
(0,2 ml/200g BB) diberikan secara intraperitoneal, kecuali pada kelompok normal.
Parameter yang dianalisis adalah enzim SGOT-SGPT dan histopat organ hati. Data
SGOT-SGPT selanjutnya dianalisis menggunakan ANOVA non parametrik dan
dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
etanol daun faloak (Sterculia quadrifida R.Br) memiliki efek sebagai
hepatoprotektor dimana aktivitas penurunan paling efektif ekstrak etanol daun
faloak (Sterculia quadrifida R.Br) pada dosis 400 mg/200g BB, serta gambaran
histopatologi sel hati tikus dosis 400 mg/200g BB menunjukkan adanya perbaikan
pada organ hati tikus.
(E) Daftar Rujukan : 39 buah (1989-2021)
(F) Prof. Dr. apt. Ros sumarny, MS
(G) 2022
Tidak tersedia versi lain