Text
UJI AKTIVITAS INHIBISI TIROSINASE PADA EKSTRAK ETANOL 96% DAN ETIL ASETAT KULIT BENGKUANG (Pachyrhizus erosus L.)
(A) OCITANIA SANASIH (2017210167)
(B) UJI AKTIVITAS INHIBISI TIROSINASE EKSTRAK ETANOL 96% DAN
ETIL ASETAT KULIT BENGKUANG (Pachyrhizus erosus L.)
(B) xii + 117 halaman; 16 Tabel; 5 Gambar; 21 Lampiran
(D) Kata kunci: Pachyrhizus erosus L., etanol, etil asetat, inhibisi tirosinase.
(E) Tirosinase merupakan enzim yang berperan dalam produksi melanin yang
dapat menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi. Hiperpigmentasi dapat
dicegah dengan menghambat aktivitas tirosinase menggunakan agen inhibitor
tirosinase. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jenis metabolit
sekunder dan karakteristik mutu ekstrak etanol 96% kulit bengkuang, serta
memperoleh aktivitas inhibisi enzim tirosinase yang paling potensial diantara
ekstrak etanol 96% dan etil asetat kulit bengkuang. Metode yang digunakan
untuk penentuan jenis metabolit sekunder adalah Fansworth dan metode pada
uji inhibisi tirosinase adalah spektrofotometri. Hasil penelitian jenis metabolit
sekunder ekstrak etanol 96% kulit bengkuang diperoleh alkaloid, flavonoid,
saponin, tanin, steroid, dan minyak atsiri. Hasil jenis metabolit sekunder pada
ekstrak etil asetat diperoleh flavonoid, saponin, tanin, dan steroid. Penetapan
karakteristik mutu ekstrak etanol 96% diperoleh bahwa semua karakteristik
spesifik dan non spesifik memenuhi persyaratan. Hasil uji aktivitas inhibisi
enzim tirosinase ekstrak etil asetat kulit bengkuang mempunyai potensial
yang lebih besar daripada ekstrak etanol 96% kulit bengkuang yang
ditunjukkan dengan nilai IC50 ekstrak etil asetat yang lebih rendah yaitu 81,
8606 ppm, namun lebih rendah potensialnya daripada baku pembanding asam
kojat yaitu sebesar 25, 1235 ppm. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan
bahwa karakteristik mutu ekstrak etanol 96% memenuhi syarat berdasarkan
Materia Medika Indonesia, BPOM, dan SNI dan ekstrak etil asetat kulit
bengkuang lebih berpotensial dalam aktivitas inhibisi tirosinase daripada
ekstrak etanol 96% kulit bengkuang.
(F) Daftar Rujukan : 24 buah (2000-2020)
(G) Prof. Dr. apt. Ratna Djamil, M.Si dan Dr. apt. Novi Yantih, M.Si
(H) 2022
Tidak tersedia versi lain