Text
ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGADAAN SERTA PENDISTRIBUSIAN OBAT DI INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2019
ABSTRAK
(A) KIAGUS AZIZ ACHMAD (2017212243)
(B) ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGADAAN SERTA
PENDISTRIBUSIAN OBAT DI INSTALASI FARMASI DINAS
KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2019
(C) xvi + 165 halaman; 15 tabel; 3 gambar; 9 lampiran
(D) Kata Kunci: perencanaan, pengadaan, pendistribusian
(E) Perencanaan dan pengadaan obat merupakan tahap yang penting dalam
pemenuhan kebutuhan obat di suatu pelayanan kesehatan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi perencanaan dan pengadaan serta
pendistribusian obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Musi
Rawas tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
non eksperimental observasional. Penyusunan dan pengolahan data melalui
penelusuran dokumen secara retrospektif dari dokumen yang tersedia di
instalasi farmasi kabupaten, dinas kesehatan dan puskesmas dengan indikator
perencanaan dan pengadaan serta pendistribusian obat tahun 2019. Dokumen
rencana kebutuhan obat (RKO) dibandingkan atau dilihat kesesuaiannya
dengan pengadaan obat, Fornas dan e-catalog serta evaluasi secara deskriptif
alokasi penggunaan dana di dinas kesehatan. Dokumen LPLPO dilihat
kesesuaiannya antara permintaan yang diajukan pukskesmaan dengan
pendistribusian yang dilakukan oleh instalasi farmasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa dana pengadaan obat masih terdapat sisa dana yang tidak
terserap yaitu dar APBN 2,37 % dan APBD 13 %. Terdapat 19 item obat yang
gagal pengadaan dari 129 item obat dalam perencanaan kebutuhan obat,
kesesuaian pengadaan obat dengan Fornas sebesar 89,91 % dan pengadaan
yang berdasarkan e-catalog sebesar 78,18%. Pendistribusian obat belum dapat
memenuhi seluruh permintaan obat yang dibuat oleh puskesmas, rata-rata
kesesuaian pendistribusian dan permintaan pada TW 1 sebesar 86,68 %,
sebesar 85,03 %, TW 3 sebesar 79,61 dan TW 4 sebesar 77,83 % serta tenaga
pengelola obat di puskesmas masih terdapat 6 puskesmas tenaga non farmasi.
Kesimpulan penelitian ini adalah dana pengadaan obat belum terserap secara
maksimal, tidak semua puskesmas memanfaatkan dana kapitasi untuk
pengadaan obat di puskesmas, pengadaan obat sudah sesuai denga Fornas,
pengadaan obat masih belum sesuai dengan perencanaan (RKO) dan
pendistribusian oleh instalasi farmasi masih belum sesuai dengan permintaan
puskesmas serta tenaga pengelola obat belum tersebar secara merata.
(F) Daftar rujukan: 43 buah (2002 – 2018)
(G) Prof. Dr. apt. Yusi Anggriani, S.Si., M.Kes.
(H) 2021
Tidak tersedia versi lain