Text
ANALISIS FAKTOR RISIKO TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE 2017- 2019
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit kronis yang menjadi prioritas
kesehatan di dunia. Sebagai negara kedua dengan kasus TB tertinggi,
Indonesia melalui upaya penanggulangan tuberkulosis nasional
menargetkan pada 2035 dapat menurunkan angka kesakitan sebesar 90%
dan kematian sebesar 95%. Tantangan terbesar untuk mencapai target ini
adalah adanya resistensi obat anti-tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor risiko tuberculosis multidrug resistant (TB-MDR)
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Pada penelitian case-control ini, data
diambil secara retrospeksif dari rekam medis. Sebagai kelompok kasus
(case) adalah pasien terdiagnosis TB-MDR yang dibuktikan dengan
pemeriksaan TCM resisten rifampisin dan mempunyai riwayat menjalani
pengobatan TB lini I dan kelompok kontrol (control) adalah pasien
terdiagnosis TB-non MDR yang dibuktikan dengan pemeriksaan TCM
sensitif rifampisin dan telah selesai menjalani Pengobatan TB lini I.
Sampel yang untuk masing-masing kelompok berjumlah 93 pasien, diambil
menggunakan teknik Total sampling. Data dianalisis secara deskriptif dan
statistik (chi square) dengan tingkat signifikasi 95%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa karakteristik sosiodemografi pendidikan SLTP
(р=0,007, OR=8,974 CI 1,792- 44,949), pekerjaan buruh (р= 0,026,
OR=18,200 CI 1,761-188,069), dan kepemilikan asuransi kesehatan (р=
0,001) memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian TB-MDR.
Selain itu, karakteristik klinis dengan riwayat pengobatan lini I gagal (р=
0,000, OR= 32,170 CI 4,214-245,588) dan drop out (р= 0,000, OR=
13,787 CI 1,727-110,043) memiliki hubungan yang signifikan dengan
kejadian TB-MDR. Dengan demikian, faktor yang berhubungan dengan
kejadian TB-MDR adalah pendidikan, pekerjaan, kepemilikan asuransi
kesehatan dan riwayat pengobatan lini I
Tidak tersedia versi lain