Text
EVALUASI PENGGUNAAN KLOROKUIN DAN/ATAU OSELTAMIVIR TERHADAP FUNGSI GINJAL PASIEN COVID-19 DI RSUP FATMAWATI JAKARTA TAHUN 2020
Kemunculan SARS-CoV-2 pada penghujung tahun 2019 dengan cepat membuat
dunia dilanda pandemi COVID-19. Karena belum diketahui obatnya, berbagai
sediaan farmasi yang diketahui memiliki kemampuan antivirus, termasuk
klorokuin dan oseltamivir, digunakan untuk mengobati pasien yang terinfeksi
virus jenis baru itu. Penggunaan obat-obatan di luar indikasi tersebut berpotensi
menyebabkan efek yang tidak diinginkan, termasuk penurunan fungsi ginjal.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kesesuaian terapi penggunaan
klorokuin atau oseltamivir dengan standar Protokol Tatalaksana COVID-19
Edisi I dan pengaruhnya terhadap fungsi ginjal pasien COVID-19 di Instalasi
Rawat Inap RSUP Fatmawati, periode Maret–Juni 2020. Pada penelitian
deskriptif observasional ini, data diambil dari rekam medik pasien dengan fungsi
ginjal normal berusia ≥ 18 tahun yang terkonfirmasi COVID-19, menjalani rawat
inap, dan menerima klorokuin dan/atau oseltamivir di RSUP Fatmawati. Pasien
jenis kelamin perempuan, rentang usia 56-65 tahun dan pasien yang memiliki
penyakit penyerta paling banyak ditemukan dirawat di RSUP Fatmawati Jakarta.
Pengaruh penggunaan klorokuin dan/atau oseltamivir terhadap fungsi ginjal
pasien dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi
pasien yang mendapat terapi sesuai Protokol sebesar 40,71% (46 pasien). Pada
59,29% (67 pasien) yang mendapat terapi tidak sesuai Protokol. Ketidaksesuaian
umumnya terjadi terkait dosis dan durasi pemberian klorokuin dan/atau
oseltamivir. Hasil analisis dengan uji chi square terhadap data yang distratifikasi
menunjukkan bahwa usia berpengaruh terhadap fungsi ginjal pasien (P
Tidak tersedia versi lain