Text
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) DAN PEMBUATAN SABUN PADAT SECARA STUDI LITERATUR
Limbah kulit pisang kepok yang tidak dimanfaatkan akan menjadi masalah
bagi lingkungan. Kulit pisang kepok diketahui memiliki senyawa antibakteri
oleh sebab itu berpotensi dijadikan sabun anti bakteri sebagai alternatif sabun
antibakteri yang menggunakan triclosan. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% limbah kulit pisang kepok dan
membuat sediaan sabun padat antibakteri yang memenuhi Standar Nasional
Indonesia dari esktrak tersebut. Ekstrak kental diperoleh melalui maserasi yang
kemudian dilakukan skrining fitokimia. Kemudian ekstrak diuji aktivitas
antibakterinya dengan metode difusi cakram, dengan triclosan sebagai kontrol
positif dan etanol 70% sebagai kontrol negatif. Formula sabun dikaji melalui
literature review dengan metode Compare, Contrast dan Critize menggunakan
2 jurnal internasioal, 18 jurnal nasional, 4 skripsi, 1 prosiding dengan kisaran
tahun publikasi 2010 – 2019. Diperoleh rendemen sebesar 11,79%, positif
mengandung alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid, terpenoid dan
glikosida. Melalui uji aktivitas antibakteri, diketahui ekstrak etanol 70% kulit
pisang kepok efektif menghambat Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
pada konentrasi 10%, 20% dan 40% dengan daya hambat lemah hingga sedang,
namun tidak efektif menghambat Bacillus subtilis. Melalu literature review
didapati formula sabun padat: esktrak kulit pisang kepok, 7,5% minyak kelapa,
29% asam stearat, 25% NaOH 30%, 10% Etanol 70%, 1,5% SLS, 3%
cocamido DEA, 0,02% BHT dan gliserin ad 100% dapat menghasilkan sabun
padat antibakteri yang baik secara pH, stabilitas busa, kekerasan, tidak iritatif
serta memenuhi standar sabun SNI. Sehingga dapat disimpulkan ekstrak etanol
70% limbah kulit pisang kepok efektif menghambat Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus serta diperoleh formula sabun padat yang baik.
Tidak tersedia versi lain