Text
PENGARUH IRADIASI GAMMA PADA AKTIVITAS SITOTOKSIK TERHADAP SEL LEUKEMIA L1210 DAN PROFIL KROMATOGRAM rnFRAKSI AKTIF DARI EKSTRAK ETIL ASETAT BUAH MAKASAR (Brucea javanica (L.) Merr)
ABSTRAKrn(A) DINI IKA PRATIWI (2011210070)rn(B) PENGARUH IRADIASI GAMMA PADA AKTIVITAS SITOTOKSIK rnTERHADAP SEL LEUKEMIA L1210 DAN PROFIL KROMATOGRAM rnFRAKSI AKTIF DARI EKSTRAK ETIL ASETAT BUAH MAKASAR rn(Brucea javanica (L.) Merr)rn(C) XIII + 94 Halaman; 12 Tabel; 14 Gambar; 21 Lampiranrn(D) Kata kunci : buah makasar, Brucea javanica (L.) Merr., iradiasi gamma, rnaktivitas sitotoksik, sel leukemia L1210rn(E) Buah makasar (Brucea javanica (L.) Merr) merupakan tanaman bersuku rnSimaroubaceae, memiliki kemampuan untuk mengobati berbagai penyakit rntermasuk kanker. Bagian dari tanaman yang memiliki aktivitas sitotoksikrnadalah buahnya. Iradiasi gamma telah banyak digunakan oleh industri herbal rnuntuk pengawet simplisia tanaman obat, tetapi pengaruh iradiasi terhadapnya rnbelum diteliti. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh iradiasi gamma rnpada aktivitas sitotoksik terhadap sel leukemia L1210 dan profil kromatogram rnfraksi aktif dari buah makasar. Serbuk kering buah makasar diiradiasi gamma rndengan dosis 0; 5; 7,5; 10 dan 15 kGy dan diulang sebanyak dua kali untuk tiap rndosis iradiasi. Setiap sampel dimaserasi bertingkat dengan n-heksan, etil asetat rndan etanol. Ekstrak etil asetat merupakan ekstrak paling aktif dengan nilai IC50rnsebesar 9,55 μg/mL. Ekstrak etil asetat kemudian difraksinasi dengan rnkromatografi kolom dan menghasilkan sembilan fraksi. Fraksi 7 kontrol rnmenunjukkan aktivitas paling aktif dengan nilai ICrn50rnsebesar 3,25 μg/mL, rnsedangkan fraksi 7 buah makasar iradiasi memberikan nilai ICrn50rnmasingmasing sebesar 4,10 μg/mL (5 kGy); 4,51 μg/mL (7,5 kGy); 4,69 μg/mL (10 rnkGy); dan 5,56 μg/mL (15 kGy). Analisis dan identifikasi fraksi 7 dengan rnmetode KLT-Densitometri menunjukkan luas puncak kromatogram yang rnmengalami penurunan pada sampel yang diiradiasi. Hasil penelitian rnmenunjukkan dosis 5 sampai 10 kGy merupakan dosis optimum untuk tujuan rnpengawetan tanpa merusak aktivitas sitotoksiknya.rn(F) Daftar Rujukan: 41 buah (2000 - 2014)rn(G) Dr. Hendig Winarno, M.Sc dan Dra. Ermin Katrin Harantungrn(H) 2015
Tidak tersedia versi lain