Text
FORMULASI KAPSUL ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK ETANOL 70% HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) DENGAN METODE GRANULASI BASAH
ABSTRAK
(A) NICHOLAS GUNAWAN (2015210168)
(B) FORMULASI KAPSUL ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK ETANOL 70% HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) DENGAN METODE GRANULASI BASAH
(C) xiv + 70 halaman; 32 tabel; 8 gambar; 21 lampiran
(D) Kata Kunci: ekstrak herba meniran, kuersetin, granulasi basah, pengikat, kapsul, uji aktivitas antioksidan, ABTS.
(E) Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki aktivitas farmakologis, seperti kandungan kuersetin yang berkhasiat sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan aktivitas antioksidan antara ekstrak, dan granul kapsul herba meniran menggunakan metode ABTS , serta pengaruh perbedaan konsentrasi pengikat pada tiap granul formula terhadap parameter mutu fisik kapsulnya. Dalam penelitian ini, ekstrak kental etanol 70% herba meniran dibuat menjadi granul dengan perbedaan konsentrasi polyvidone sebagai pengikat pada tiap formula dengan metode granulasi basah, kemudian diformulasikan menjadi sediaan kapsul ekstrak herba meniran. Hasil pengujian aktivitas antioksidan menunjukkan IC50 pada BP vitamin C, ekstrak kental, ekstrak kering, granul formula 1, formula 2 ,dan 3 masing-masing sebesar 2,5 bpj; 48,7 bpj; 48,0 bpj; 49,0 bpj; 48,6 bpj; dan 48,2 bpj, dengan sifat antioksidan rata-rata sangat kuat. Hasil pengujian karakteristik ekstrak kering dan granul ekstrak herba meniran, menunjukkan bahwa ekstrak kering yang bersifat sukar mengalir dapat ditingkatkan sifat alirnya menggunakan metode granulasi basah, dan sifat alir dari granul yang dihasilkan menjadi mudah mengalir. Hasil evaluasi parameter mutu fisik kapsul, menunjukkan ketiga formula kapsul ekstrak herba meniran dengan perbedaan konsentrasi polyvidone sebagai pengikat memiliki mutu fisik kapsul yang baik, yaitu keseragaman bobot dan waktu hancur. Hasil analisis data menggunakan metode Anova Satu Arah, menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan bermakna antara konsentrasi pengikat yang berbeda dengan keseragaman bobot kapsul, namun adanya perbedaan bermakna antara konsentrasi pengikat yang berbeda dengan waktu hancur kapsul.
(F) Daftar Rujukan: 34 buah (1970-2018)
(G) Dra. Risma Marisi Tambunan, M.Si., Apt. ; Dra. Kartiningsih, M.Si., Apt.
(H) 2019
Tidak tersedia versi lain